Lagi suka banget sama Penyu nih, Disimak yuk! ^^
Penyu adalah
kura-kura laut. Penyu ditemukan di semua
samudra di dunia. Menurut data para
ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman
Jura (145 – 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan
dinosaurus. Pada masa itu
Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan
Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini.
Penyu hidup sepenuhnya akuatik di lautan. Kecuali yang betina ketika
bertelur, penyu boleh dikatakan tidak pernah lagi menginjak daratan
setelah dia mengenal laut semenjak menetas dahulu. Kepala, kaki dan ekor
penyu tak dapat ditarik masuk ke tempurungnya. Kaki-kaki penyu yang
berbentuk dayung, dan lubang hidungnya yang berada di sisi atas
moncongnya, merupakan bentuk adaptasi yang sempurna untuk kehidupan
laut.Penyu tersebar luas di samudera-samudera di seluruh dunia.
Penyu telah mengalami beberapa adaptasi untuk dapat hidup di laut,
diantaranya yaitu dengan adanya tangan dan kaki yang berbentuk seperti
sirip dan bentuk tubuh yang lebih ramping untuk memudahkan mereka
berenang di air. Penyu laut juga memiliki kemampuan untuk mengeluarkan
garam-garam air laut yang ikut tertelan bersama makanan yang mereka
makan dan juga kemampuan untuk tinggal di dalam air dalam waktu yang
lama selama kurang lebih 20-30 menit. Telinga penyu laut tidak dapat
dilihat, tetapi mereka memiliki gendang telinga yang dilindungi oleh
kulit. Penyu laut dapat mendengar suara-suara dengan frekuensi rendah
dengan sangat baik dan daya penciuman mereka juga mengagumkan. Mereka
juga dapat melihan dengan sanghat baik di dalam air. Penyu laut memiliki
cangkang yang melindungi tubuh mereka dari pemangsa.
Penyu laut berbeda dengan kura-kura. Apabila dilihat sepintas, mereka
memang terlihat sama. Ciri yang paling khas yang membedakan penyu laut
dengan kura-kura yaitu bahwa penyu laut tidak dapat menarik kepalanya ke
dalam apabila merasa terancam.
Jenis-jenis Penyu di Indonesia
Ada tujuh spesies penyu di dunia. enam diantaranya ditemukan di perairan Indonesia. yaitu :
|
Penyu hijau (Chelonia mydas) |
|
Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) |
|
Penyu tempayan (Caretta caretta) |
|
Penyu lekang (Lepidochelys olivacea) |
|
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) |
|
Penyu pipih (Natator depressus |
Dari jenis-jenis tersebut, penyu belimbing adalah yang terbesar
dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 – 900
kilogram. Penyu lekang adalah yang terkecil, dengan bobot sekitar 50
kilogram. Spesies penyu yang paling banyak ditemukan dan memiliki
wilayah jelajah yang luas di perairan kepulauan Indonesia adalah Penyu
hijau (
Chelonia mydas) diikuti oleh Penyu sisik (
Eretmochelys imbricata). Penyu hijau tidak mudah dibedakan dengan penyu-penyu lainnya. Kita dapat melihat gambar untuk mengetahui perbedaannya.
III. Penyu Hijau / Green Sea Turtle (
Chelonia mydas)
A. Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Reptilia
Ordo : Testudinata
Family :
Cheloniidae
Genus : Chelonia
Spesies :
Chelonia mydas
Chelonia mydas, atau yang biasanya dikenal dengan nama penyu hijau adalah penyu
laut besar yang termasuk dalam keluarga
Cheloniidae.
Hewan ini adalah satu-satunya
spesies dalam golongan
Chelonia. Mereka hidup di semua laut
tropis dan
subtropis, terutama di
Samudera Atlantik dan
Samudera Pasifik. Namanya didapat dari
lemak bewarna hijau yang terletak di bawah
cangkang mereka.
B. Ciri – ciri
- Penyu hijau merupakan penyu terbesar setelah penyu belimbing
- Penyu terbesar yang pernah ditemui berukuran 1,5 m dengan berat 395 kg
- Terdapat 4 pasang lempengan pada karapasnya
- Jaringan lemak pada siripnya berwarna hijau
- Bentuk karapas menyerupai bentuk hati
- makanan ,penyu hijau termasuk hewan herbivore, makanan utamanya lamun dan alga
- jumlah telur : ± 115 butir tiap kali bertelur
- status : TERANCAM PUNAH
Penyu hijau adalah salah satu jenis penyu laut yang umum dan
jumlahnya lebih banyak di banding beberapa penyu lainnya. Penyu laut,
umumnya bermigasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak
terlalu lama. Kita mungkin masih ingat salah satu adegan dalam film
Nemo, saat induk jantan Nemo bertemu dengan gerombolan penyu hijau yang
bermigrasi. Tidak persis sama dengan pola migrasi penyu umumnya, namum
jelas memberikan gambaran bahwa penyu laut bermigrasi sebagai rangkaian
dari siklus hidupnya. Pernah di laporkan migrasi penyu hijau yang
mencapai jarak 3.000 km dalam 58 – 73 hari. Beberapa penelitian lain
mengungkapkan bahwa penyu yang menetas di perairan , di temukan di
sekitar perairan dan Hawaii .
C. Jenis makanan
Penyu laut khususnya penyu hijau adalah hewan pemakan tumbuhan
(herbivore) namun sesekali dapat menelan beberapa hewan kecil. Hewan
ini sering di laporkan beruaya di sekitar padang lamun (seagrass) untuk
mencari makan, dan kadang di temukan memakan macroalga di sekitar
padang alga. Pada padang lamun hewan ini lebih menyukai beberapa jenis
lamun kecil dan lunak seperti (
Thalassia testudinum, Halodule uninervis, Halophila ovalis, and
H. ovata). Pada padang alga, hewan ini menyukai (
Sargassum illiafolium and
Chaclomorpha aerea). Pernah di laporkan pula bahwa penyu hijau memakan beberapa invertebrate yang umumnya melekat pada daun lamun dan alga.
D. Perkembangbiakkan.
Penyu laut adalah adalah hewan yang menghabiskan hampir seluruh
hidupnya di bawah permukaan laut. Induk betina dari hewan ini hanya
sesekali kedaratan untuk meletakkan telut-telurnya di darat pada
substrate berpasir yang jauh dari pemukiman penduduk. Untuk penyu
hijau, seekor Induk betina dapat melepaskan telur-telurnya sebanyak 60 –
150 butir, dan secara alami tanpa adanya perburuan oleh manusia, hanya
sekitar 11 ekor anak yang berhasil sampai kelaut kembali untuk berenag
bebas untuk tumbuh dewasa.
Penyu membutuhkan kurang lebih 15-50 tahun untuk dapat melakukan
perkawinan. Selama masa kawin, penyu laut jantan menarik perhatian
betinanya dengan menggosok-gosokkan kepalanya atau menggigit leher sang
betina. Sang jantan kemudian mengaitkan tubuhnya ke bagian belakang
cangkang si betina. Kemudian ia melipat ekornya yang panjang ke bawah
cangkang betina. Beberapa jantan dapat saling berkompetisi untuk merebut
perhatian si betina.
Hanya penyu laut betina yang pergi ke pantai untuk bersarang dan
menetaskan telurnya. Penyu laut jantan jarang sekali kembali ke pantai
setelah mereka menetas. Penyu laut pergi untuk menetaskan telurnya ke
pantai dimana mereka dulu dilahirkan.
Penyu betina naik ke pantai untuk bertelur. Dengan kaki depannya,
mereka menggali lubang untuk meletakkan telur-telurnya. Kemudian mereka
mengisi lubang itu dengan telur-telurnya sebanyak kurang lebih 100 butir
(bahkan mungkin lebih). Kemudian mereka dengan hati-hati menutup
kembali lubang tersebut dengan pasir dan meratakan pasir tersebut untuk
menyembunyikan atau menyamarkan letak lubang telurnya. Setelah proses
melelahkan ini selama kurang lebih 1-3 jam berakhir, mereka kembali ke
laut.
Penyu umumnya lambat dan canggung apabila berada di darat, dan
bertelur adalah hal yang sangat melelahkan, Penyu yang sedang bertelur
sering terlihat mengeluarkan air mata, padahal sebenarnya mereka
mengeluarkan garam-garam yang berlebihan di dalam tubuhnya. Beberapa
penyu dapat menghentikan proses bertelur apabila mereka terganggu atau
merasa dalam bahaya. Oleh karena itu, sangat penting diketahui bahwa
jangan mengganggu penyu yang sedang bertelur.
E. Masa Bertelur
Penyu mengalami
siklus
bertelur yang beragam, dari 2 – 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan
menghabiskan seluruh hidupnya di laut, betina sesekali mampir ke daratan
untuk bertelur. Penyu betina menyukai
pantai
berpasir yang sepi dari manusia dan sumber bising dan cahaya sebagai
tempat bertelur yang berjumlah ratusan itu, dalam lubang yang digali
dengan sepasang tungkai belakangnya. Pada saat mendarat untuk bertelur,
gangguan berupa cahaya ataupun suara dapat membuat penyu mengurungkan
niatnya dan kembali ke laut. Penyu yang menetas di perairan pantai
Indonesia ada yang ditemukan di sekitar kepulauan
Hawaii. Penyu diketahui tidak setia pada tempat kelahirannya.
Beberapa peneliti pernah melaporkan bahwa presentase penetasan telur
hewan ini secara alami hanya sekitar 50 % dan belum di tambah dengan
adanya beberapa predator-predator lain saat mulai menetas dan saat
kembali kelaut untuk berenang. Tidak banyak
regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan
tukik (bayi penyu) yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Predator alami di daratan misalnya kepiting pantai (
Ocypode saratan, Coenobita
sp.), Burung dan tikus. Dilaut, predator utama hewan ini antara lain
ikan-ikan besar yang berada di lingkungan perairan pantai faktor
perburuan oleh manusia.
Sejak menetas tukik-tukik akan mencari makan tidak jauh dari pantai
tempatnya menetas. Sampai saat ini para ahli penyu belum mengetahui
persis siklus hidup panjang penyu-penyu itu. Tidak ada yang tahu kemana
penyu-penyu kecil itu pergi antara 5-20 tahun. Buktinya, saat diadakan
peneliti dengan melakukan penyelaman tidak pernah menemukan punyu-penyu
muda. Penyu-penyu tampak lagi ketika sudah dewasa, ketika sampai
saatnya akan berbiak lagi. Jadi penyu-penyu yang bertelur sekarang ini
adalah penyu-penyu yang menetas 30 tahun lalu.
Di tempat-tempat yang populer sebagai tempat bertelur penyu biasanya
sekarang dibangun stasiun penetasan untuk membantu meningkatkan tingkat
kelulushidupan (
survival). Di Indonesia misalnya terdapat stasiun penetasan di:
- Pantai selatan Jawa Barat (Pangumbahan, Cikepuh KSPL Chelonia UNAS)
- pantai selatan Bali (di dekat Kuta)
- Kalimantan Tengah (Sungai Cabang FNPF)
- pantai selatan Lombok
- Jawa Timur (Alas Purwo)
- Bengkulu (Retak ilir Muko-muko)
F. Ancaman terhadap penyu
Sebagian orang menganggap penyu adalah salah satu
hewan laut yang memiliki banyak kelebihan. Selain
tempurungnya yang menarik untuk
cendramata, dagingnya yang lezat ditusuk jadi
Sate penyu berkhasiat untuk
obat dan
ramuan kecantikan. Terutama di
Tiongkok dan
Bali, penyu menjadi bulan-bulanan ditangkap, disantap, tergusur dari pantai, telurnyapun diambil. Meski sudah ada
Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999
tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang melindungi semua
jenis penyu, perburuan terhadap hewan yang berjalan lamban ini terus
berlanjut.
Penyu laut telah mengalami penurunan yang dramatis dalam jumlah
populasi dalam jangka waktu terakhir ini. Bahkan beberapa spesies
terancam kepunahan dalam waktu yang dekat. Di alam, penyu-penyu yang
baru menetas menghadapi ancaman kematian dari hewan-hewan seperti
kepiting, burung, dan reptilia lainnya seperti biawak.
Ancaman yang paling besar bagi penyu di Indonesia, seperti juga
halnya di seluruh dunia, adalah manusia. Pembangunan daerah pesisir yang
berlebihan telah mengurangi habitat penyu untuk bersarang. Penangkapan
penyu untuk diambil tellur, daging, kulit, dan cangkangnya telah membuat
populasi penyu berkurang. Di beberapa negara, penduduk masih mengambili
telur penyu untuk dikonsumsi. Telur-telur itu dapat ditemui di pasar.
Penyu hijau termasuk penyu yang dimanfaatkan secara berlebihan (over
eksploitasi ) oleh penduduk Indonesia. Mereka dibunuh untuk diambil
dagingnya. Bali merupakan konsumer terbesar penyu laut. Mereka
menggunakan penyu dalam upacara-upacara adat mereka. Ribuan penyu telah
terbunuh untuk memenuhi permintaan pasar di Bali.
G. Penyelamatan
Penyu telah terdaftar dalam daftar Apendik I Konvensi Perdagangan
Internasional Flora dan Fauna Spesies Terancam (Convention on
International Trade of Endangered Species – CITES). Konvensi tersebut
melarang semua perdagangan internasional atas semua produk/hasil yang
berasal dari penyu, baik itu telur, daging, maupun cangkangnya. Kita
sendiri dapat menolong untuk melestarikan spesies penyu laut, yaitu
dengan
|
- Tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari penyu (telur, daging)
|
|
- Tidak menggunakan barang-barang yang terbuat dari cangkang penyu (mis: bingkai kacamata, dll)
|
|
- Tidak membuang sampah plastik dan benda-benda lain yang
berbahaya ke dalam laut. Penyu tertentu dapat salah mengartikan
plastik sebagai makanan mereka yaitu ubur-ubur, sehingga menyebabkan
sakit atau kematian penyu yang memakannya.
|
|
- Tidak mengganggu penyu yang sedang bertelur karena mereka dapat menghentikan proses bertelur apabila merasa terancam.
|
|
- Tidak mengambili telur-telur penyu karena akan menghancurkan populasi mereka
|
|
- Menjaga kesehatan terumbu karang kita. Terumbu karang
yang sehat merupakan tempat makan dan tempat tinggal yang baik untuk
penyu.
|
|
- Turut mendukung program konservasi penyu laut.
|